Sejarah Bangsa Israil


Sejarah Bangsa Israil

Kerajaan Israil berdiri tahun 1020 SM. Di pimpin oleh tiga orang raja-nya, yaitu :
1. Saul (1020 SM - 1000 SM)
2. Daud / David (1000 SM - 961 SM)
3. Sulaiman / Solomo (961 SM - 922 SM)

Namun sejak sepeninggalan Nabi Sulaiman, kerajaan Israil terpecah menjadi dua yaitu kerajaan Israil Utara (Samaria) dan kerajaan Israil Selatan (Yudea-Yerusalem).

Kerajaan Israil Utara terdiri dari 10 suku Israil, yaitu :

1. Ruben
2. Simeon
3. Lewi
4. Isakhar
5. Zebulon
6. Dan
7. Yusuf
8. Naftali
9. Gad
10. Asyer

Dan dipimpin oleh raja pertamanya yaitu Jerobeam (922 SM - 901 SM), dan raja terakhirnya Hosea (732 SM - 724 SM).
Kerajaan Israil Selatan (Yerusalem) terdiri dari 2 suku, yaitu :
1. Yehuda
2. Benjamin

Dan dipimpin oleh raja pertamanya yaitu Rehobeam (922 SM - 915 SM), dan raja terakhirnya Zedekia (597 SM - 587 SM).

Pada tahun 721 SM, Kerajaan Asyria yang saat itu dipimpin oleh Raja Shalmanesar menyerbu dan menaklukan kerajaan Israil Utara yang saat itu di pimpin oleh Raja Hosea (Raja terakhir Irail Utara). Oleh Raja Assyiria ke 10 suku Israil yang tinggal di tawan dan di bawa keluar tanah air mereka menuju Assyiria. Diceritakan dalam Kitab Nabi Edras (Nabi Idris a.s.) bahwa 10 suku Israil ini melarikan diri dari syiria namun tidak menuju ke tanah air mereka namun bermigrasi ke timur jauh ke suatu negeri yang bernama Asareth (Nazara atau Azara). Sehingga sejak tahun 721 SM di Samaria sudah tidak terdapat satu pun suku Israil.

Pada tahun 603 SM dominasi kekuatan Assyiria direbut oleh kerajaan Babylonia. Dan pada tahun 587 SM Yerusalem dihancurkan oleh raja Nebukadnezar. Dan seperti Raja Assyiria, Raja Nebukadnezar pun menawan dan membawa keluar 2 suku Bani Israil yang ada di Yerusalem ke Babylonia, Media (Persia), dan Ghaur (kawasan pegunungan Afghanistan).

Dan pada periode 538 SM - 332 SM Kekuatan Babylonia direbut oleh Kerajaan Persia oleh Raja Cyrus dan pada era tersebut ke 2 suku Bani Israil kembali menuju tanah air mereka di Yerusalem.

Dari fakta sejarah ini dapatlah kita ketahui bahwa hanya ada dua "domba" yang tinggal di kandang, sementara 10 "domba" Israil yang lain tersebar di negeri-negeri Timur sepanjang Syam (Syiria), Persia, Afghanistan, kasymir (Hindustan Utara), bahkan hingga Tibet(perbatasan Cina).

Sekarang sudilah pembaca yang budiman merenungkan kembali misi kerasulan Yesus (Isa) a.s. bahwa beliau ditugaskan untuk seluruh 12 suku Israil. Sedangkan kita mengetahui bahwa semenjak beliau lahir sampai dengan beliau di hukum di tiang salib beliau selalu berada di Yerusalem (Israil). Itu artinya selama periode itu Nabi Isa a.s. baru menyampaikan tugas risalah beliau kepada 2 suku Israil. Lalu jika beliau naik ke langit maka bagaimana beliau bisa merampungkan tugas kerasulan beliau? Bagaimana beliau mempertanggung jawabkannya kepada Allah? Apakah Allah akan membiarkan 10 suku Israil yang lain tanpa bimbingan Nabi nya selama 2000 tahun lebih?

Jadi inilah misteri fakta sejarah yang selama ini ditutup-tutupi, demi menyebarkan pemahaman bahwa Isa a.s. naik ke langit, demi mendukung bahwa Yesus anak Allah yg naik ke syurga. Namun di sisi lain hal ini membuktikan bahwa beliau a.s. memang pergi secara diam-diam meninggalkan Yerusalem untuk mencari domba-domba Israil yang ada di negeri-negeri timur.

Jejak Bangsa Israil di negeri-negeri Timur
(Fakta Sejarah)


Dalam Matius 2:2, dikatakan bahwa Bintang yang menjadi tanda lahirnya Isa a.s. nampak di Timur, dan orang-orang Bijak dari negeri-negeri Timur yang mengerti akan tanda bintang ini melakukan perjalanan jauh ke arah bintang di barat dimana terdapat negeri kelahiran Isa a.s. (Nazareth). Orang-orang dari negeri timur manakah yang mengerti akan tanda bintang mengenai kelahiran seorang Nabi Israil? Apakah sembarang orang timur? Ataukah orang-orang Israil yang menetap di negeri-negeri timur? Hanya orang-orang Israil lah yang mengerti dan menunggu-nunggu tanda-tanda yang ada dalam nubuatan Israil. Jadi hal ini sendiri sudah membuktikan bahwa bintang tanda kelahiran seorang Nabi Israil juga nampak dan ditampakan oleh Allah kepada bangsa-bangsa Israil yang berada di negeri timur nun jauh.

Beberapa Bangsa di timur yang mana terdapat jejak bangsa Israil antara lain :

A. Bangsa Chazar

Berdasarkan penilitian arkeologi bangsa ini terbentuk dari asimilasi suku asli setempat yaitu suku Turki Kuno dengan suku pendatang yaitu Yahudi. Suku ini menempati kawasan di Asia Barat.

B. Bangsa Afghan

Kesaksian sejarah dari Kitab Sejarah Islam antara lain :

Dalam Kitab Tabqat e Nasri yang mencantumkan penaklukan Afghanistan oleh Jengis Khan, di dalamnya tertulis bahwa pada zaman Dinasti Syabnisi, di sana tinggal suatu kaum yang disebut Bani Israil, sebagian dari mereka adalah Saudagar. Orang-orang ini pada tahun 622 M (pada zaman Rasulullah saw) menetap di kawasan Herat. Sahabat Khalid ibn Walid r.a. datang menemui mereka dan menyeru mereka kepada Islam. Lima atau enam kepala suku mereka ikut serta dengan Khalid menemui Rasulullah saw, diantar kepala suku tersebut adalah Qes (Kish/Kisy). Orang-orang ini akhirnya menerima Islam dan ikut bertempur bersama Rasulullah saw. Rasulullah memberi nama baru kepada Qes yaitu Abdul Rasyid dan memberikan nama julukan dengan nama dari Ibrani yaitu Pathan.

Dalam Kitab Majma'ul Ansab, Mullah Khuda Dad menulis, Bahwa Putra sulung Yakub adalah Yehuda, putra Yehuda adalah Usrak, putra Usrak adalah Aknur, Puta Aknur adalah Ma'alib, putra Ma'alib adalah Farlai, putra Farlai adalah Qes, putra Qes adalah Thalut, putra Thalut adalah Armea, dan putra Armea adalah Afghan dan anak keturunannya adalah bangsa Afghan. Afghan hidup sezaman dengan Nebukadnezar. Generasi ketururunan ke 34 dari Afghan barulah lahir Qes yang hidup sezaman dengan Rasulullah saw yang kemudian memeluk Islam.
(Termuat dalam buku A Nature of a Visit to Ghazni, Kabul, and Afghanistan, by G.T. Vigne : 1840).

Dalam Kitab sejarah Makhzan e Afghani oleh Khawaja Ni'matullah Herati yang ditulis pada tahun 1018 Hijriah, diterjemahkan oleh Prof. Bernhard Doran dari Kharqui University, terbitan London tahun 1836, kita dapati bahwa Bangsa Afghan bernenek moyang kepada Israil yaitu kepada Raja Thalut (Saul) dari putranya Armea (Armiya). Ditulis pula bahwa Nebukadnezar telah membuang bangsa Bani Israil ini ke kawasan pegunungan di Ghaur, Ghazni, Kabul, Khandar (Khandahar), dan Koh Firoz.

Kesaksian sejarah dari para Peneliti Sejarah lain :

Rabi Ben Yamin dari Toledo (Spanyol) yang pada abad ke-12 melakukan ekspedisi pencarian suku-suku Israil yang hilang, dia menjelaskan bahwa orang-orang Yahudi telah menetap di Cina,lran, dan Tibet.

Josephus yang menulis sejarah kuno orang Yahudi pada tahun 93 Masehi, di dalam jilid 11 bukunya menjelaskan tentang kaum Yahudi yang kembali dari penawanan bersama Nabi Ezra. Dia menjelaskan bahwa 10 suku sampai saat ini berdiam di seberang timur sungai Euphrat (Persia), dan jumlah mereka sangat banyak. Santo Jerome yang hidup pada abad ke 5 Masehi menjelaskan bahwa pada zaman Nabi Hosea 10 suku bani Israil masih berada sebagai tawanan Raja Pathryia.

Count Juan Steram menulis bahwa orang-orang Afghan mengaku bahwa Nebukadnezar membuang mereka ke kawasan Ghaur (Afghanistan) setelah kejatuhan Yerusalem.

Dalam buku Histrory of Afganistan oleh L.P. Ferrier yang diterjemahkan oleh Capt. W.M. Jasse, terbitan London 1858. Tertulis sebuah riwayat bahwa tatkala Nadir Syah tiba di Peshawar untuk menaklukan Hindustan, maka para tokoh suku Yusuf Zai mempersembahkan kepadanya sebuah Bibel yang bertuliskan bahasa Ibrani dan juga beberapa barang perabotan dari suku mereka yang dipergunakan untuk menjalankan ritual agama kuno mereka. Ikut dalam perkemahan Nadir Syah beberapa orang Yahudi, manakala Nadir Syah memperlihatkan barang-barang tersebut kepada orang Yahudi maka seketika itu pula mereka mengenali barang-barang tersebut sebagai barang-barang orang Yahudi.

Singkatnya fakta dari Kitab-kitab sejarah, arkeologi, dan anthropologi telah membuktikan dengan terang benderang bahwa bangsa-bangsa yang menempati kawasan negeri Afghanistan adalah berasal dari bani Israil, bahkan orang Afghan sendiri mengakui bahwa mereka ada Bene (Bani) Israil.

Suku-suku Bani Israil di Afghanistan saat ini telah memeluk agama Islam, namun mereka menganggap diri mereka sebagai bani Israil (keturunan Israil) dari anak keturunan Kish, keturunan Raja Saul.

Beberapa Tradisi Bangsa Pathan yang sama dengan tradisi Israil seperti menyunat anak usia 8 hari, berpakaian model Tizzit, menyalakan lilin pada jum'at malam, bangsa pria pasthun bertradisi menikahi janda kakak ipar yang belum memiliki anak (sama seperti Israil- ulangan 25: 5-6).

C. Bangsa Kasymir (India Utara)

Kashmir terletak di India Utara dan Barat Nepal. Meski demikian penampilan fisik mereka berbeda dengan orang India pada umumnya. Orang Kashmir pun mengnggap diri mereka sebagai Bene Israil (keturunan Israil). Daerah-daerah di Kashmir pun dinamakan sama dan mirip dengan daerah-daerah di tanah air mereka di Israil.


Nama tempat-tempat di Kasymir Nama tempat-tempat di Israil
Kabul Kabul
Punisia Punch
Zaidan Zaida
Himas Hamasy
Golgota Gilget
Tibet Tibet
Lasya Lhasa
Laddha Leddha
Syur Suret
Sihi Skit


Bahkan kata Kasymir itu sendiri berasal dari "ka (mirip) seir" dimana Seir adalah salah satu kota di Israil. Ingat juga dalam Injil dikatakan bahwa Musa muncul dari Tursina dan Isa muncul dari Seir. Orang Ksymir menghormati hari sabath, menyunat anak pada usia 8 bulan, dan merayakan beberapa hari raya Israil.

Dr. Bernier dalam bukunya Travel in The Moghul Empire menulis :

"Yakni, tidak diragukan lagi bahwa orang-orang Kashmir adalah Bani Israil. Dan pakaian mereka, wajah mereka, serta beberapa tradisi mereka secara telak menyatakan bahwa mereka berasal dari rumpun keluarga Bani Israil".

Dalam buku Dictionary of Geography oleh A.K. Johnston, pada halaman 250, tentang kata Kashimiri tertulis : "Penduduknya berpostur tinggi, kekar, gagah. Dan kaum wanitanya manis, cantik, berhidung bengkok, rupa dan penampilan mereka betul-betul menyerupai orang-orang Yahudi (Tidak menyerupai bahwa Hindustan pada umumnya).

Peneliti Francis Burnear menulis dalam jurnal perjalanannya : "Setelah turun naik mendaki pegunungan Pire Panjale dan menginjak daerah Kashmir, yang teristimewa mengagetkan saya ialah persamaan penduduk negeri itu dengan orang Yahudi?.."

Sir Walter Lawrence 1895. p. 315 dalam buku The Valley of Kashmir menulis :
"Kebanyakan roman muka mereka sebagai Ibrani".

Orang Kashmir gemar sekali kepada nama-nama yang ada hubungannya dengan Palestina. Misalnya Musachail (Partai Musa), Tachte Sulaiman (Kerajaan Sulaiman), Yusuf Zei (kerabat Yusuf), dll.

D. Bangsa Shin Lung (Bene Menashe)

Bangsa ini menempati perbatasan India dan Myanmar. Memiliki tradisi penyembelihan hewan korban seperti suku-suku Israil kuno dan menyebut diri sebagai bene Menashe. Memiliki cerita turun temurun bahwa nenek moyang mereka berasal dari negeri di barat yang kemudian bermigrasi ke timur jauh dan berasimilisai dengan suku bangsa Cina. Mereka yakin bahwa mereka bukan orang Cina. Mereka menyebut diri sebagai Lusi (10 suku). Tradisi Menashe adalah : sunat, upacara pemberkatan anak pada usia 8 hari, hari keagamaan yang mirip Yahudi, pernikahan ipar, menyebut Tuhan mereka dengan Y'wa (asal dari Yehuwa ? sebutan Tuhan bagi Israil), disetiap kampung ada Imam yg namanya pasti Harun (Aaron - Imam pertama bangsa Israil), memiliki puisi yang berkisah tentang penyeberangan laut (Musa a.s.).

E. Chiang Min (Cina)

Bangsa ini percaya nenek moyang mereka berasal dari Barat, hanya punya satu Tuhan yang mereka sebut Yawei (Yehuwa). Para Imam harus pria yang sudah menikah (Im 21: 7,13), dan diwariskan secara turunan (seperti tradisi Yahudi).

Para Imam menggunakan jubah putih dan bersurban. Mezbah dibuat dari batu yang tidak dipotong dengan alat logam (Kel 20 : 25), dan tidak boleh didekati oleh orang asing atau orang cacat (Im 21:17-23). Para Imam menggunakan tali pengikat jubah dan tongkat kayu. Dalam upacara-upacara mereka mengibarkan 12 bendera sebagai lambang Ayah yang memiliki 12 anak (suku), wanitanya mengenakan kerudung, dan berlaku juga pernikahan ipar.


Al Masih Nabi yang Mengembara

Demikianlah bahwa ke 10 suku Israil yang hilang telah bermigrasi berabad-abad lamanya ke negeri-negeri di timur, dan meskipun telah berasimilasi dengan suku, budaya, adat, dan agama setempat namun jejak fisik tubuh, budaya, dan agama Israil masih bisa ditemukan.

Kepada merekalah Nabi Isa (Yesus) a.s. meninggalkan negeri Yerusalem, untuk memberikan petunjuk kepada domba-domba Israil yg hilang, dan memenuhi tugas kerasulan beliau. Berjalan dari Barat ke Timur, melintasi negeri-negeri.

Dalam Kitab Hadis Kanzul Ummal tertera diriwayatkan oleh Hz. Abu Hurairah :

"Allah telah mewahyukan kepada Nabi Isa a.s. : "Wahai Isa, berpindah-pindahlah engkau dari satu tempat ke tempat lain, supaya jangan ada yang mengenali engkau lalu menyiksamu".

Diriwayatkan oleh Jabar :
Nabi Isa a.s. senantiasa mengembara dari satu negeri ke negeri lain. Dan disuatu tempat bila malam tiba, beliau memakan beberapa tumbuhan hutan, serta meminum air bersih".

Diriwayatkan oleh Abdullah ibn Umar r.a. :
"Yang paling dicintai oleh Allah adalah orang-orang yang gharib (miskin)". Ditanyakan kepada beliau (saw) apakah gharib itu? Apakah orang-orang seperti Nabi Isa a.s. yang melarikan diri dari negerinya dengan membawalman?

Gelar Al Masih sendiri artinya adalah :
Dia yang melakukan pengembaraan di negeri¬negeri dan bagian-bagian dunia (Murthada Az Zabidi, Tajul 'Uruus Jld II).

Dia yang banyak melakukan perjalanan di muka bumi dalam rangka penghambaan kepada Allah dan tidak berdomisili di satu tempat saja (Muhammad bin Ahmad al Qurthubi).


Napak Tilas Perjalanan Suci Isa a.s. (Yesus)

Setelah sembuh dan bangkit dari pingsannya beliau pergi ke Emmaus untuk menemui murid-muridnya, lalu menuju laut Tiberias (Yahya 21:1). Dari Tiberias beliau pergi menuju Damascus. Namun karena merasa tidak aman dari kejaran Paulus atas perintah Ulama tinggi Yahudi (Kisah 9:2) maka beliau pergi menuju Nasibain (Nasibis) di Siria. Turut serta dalam perjalanan adalah Ibunda beliau Maria, lalu murid-murid beliau yaitu Maria Magdalena dan Thomas (Didimus atau Ba'bad - yang kelak mengurus pemakaman Nabi Isa a.s.). Thomas sendiri wafat di India (kota Madras).

Dalam Kitab sejarah Raudhatush Shafa dikisahkan bahwa Nabi Isa a.s. pergi menuju Nasibain (Nisibis) untuk bertabligh, dan akhirnya Raja Nasibain berserta lasykarnya beriman kepada beliau a.s.

Dari Nisibis, beliau melanjutkan pengembaraan beliau melintasi wilayah Babylon (Irak), sungai Euphrat terus menuju Persia. Dalam sejarah ada sebuah surat yang terkenal yang disebut "Creed of Eusebeus" yang diterjemahkan oleh Heinmer pada tahun 1650. Surat itu beirisi undangan Raja Abgerus kepada nabi Isa a.s. ke Istananya dari seberang sungai Euphrat. Hal ini membuktikan bahwa beliau melintasi sungai Euphrat menuju Persia.

Semoga pembaca dikaruniai keterbukaan fikiran untuk melihat fakta-fakta sejarah ini, bahwa Nabi Isa a.s. (Yesus) tidak pergi meninggalkan bumi melainkan pergi menuju negeri-negeri Timur untuk bertabligh kepada suku-suku Israil yg hilang. Dalam injil yang empat itu hanya Lukas dan Markus yg menceritakan kenaikan Isa ke langit, dan hal itupun saat ini kian diragukan keotentikannya oleh para sarjana Kristen. Banyak yang mengatakan bahwa perihal naiknya Yesus ke langit adalah tambahan yg dilakukan oleh Erestinc di kemudian hari.

Dalam buku Strans, Life of Jesus pada ha1.750 tertulis :

"..ini benar, Al Masih tidak mati di atas kayu salib, karena dia hanya tinggal sebentar saja diatas kayu salib itu. Darah yang keluar dari tubuhnya itu menunjukkan keraguan atas kematiannya".

Nabi Isa a.s. melakukan perjalanan tabligh beliau melintasi Media (Persia) lalu memasuki wilayah Afghanistan dimana beliau banyak menemui suku-suku Israil yang hilang. Selepas Afghanistan beliau melanjutkan perjalanan beliau memasuki Taxila (Hindustan Utara-Pakistan) dan bertemu Raja Gondhapares sekitar tahun 60 M (Acta Thomae, Ante Nicene Christian Library , Vol XX, 46), dari Taxila beliau menuju kota Murree, di kota inilah ibunda beliau Hz. Siti Maryam wafat dan dikuburkan. Orang¬orang kota itu menyebut pusara Hz. Siti Maryam dengan nama Mai Mara da Asthan yang artinya tempat istirahat Ibuda Maryam.

Dari kota Murree Nabi Yesus a.s. (Isa) melanjutkan perjalanan menuju kota yang dikenal saat ini dengan nama Aish Muqam (Aish berasal dari kata Isa) yang terletak 70 Km dari Srinagar. Selanjutnya beliau singgah di Srinagar Kashmir dan menetap di sana dan berkeluarga, sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur'an Surat Ar-Ra'ad ayat 38 :

"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan".
Beliau hidup di Srinagar Kashmir hingga akhir hayat beliau.

Sampainya Nabi Isa (Yesus) a.s. ke negeri Kashmir terdapat dalam buku "The Heavenly high snow peak of Kashmir" yang dimuat dalam "Asia Magazine" pada bulan Oktober 1930, ditulis bahwa Al Masih pasti pernah datang ke negeri ini, dan dia tidak mati di atas kayu salib. Kemudian dengan tegas ditunjukkannya pula kuburan Al Masih".

Dalam kitab Ikmaluddin yang ditulis lebih dari 10 abad yang lalu oleh Sheikh Al Said us Sadiq (wafat pada tahun 962 M di Khorasan) pada halaman 359 tertulis :

"Nabi Yus Asaf (Yesus) te(ah banyak mengunjungi berbagai negeri, hingga ia sampai di negeri ini, yang namanya Kashmir. la tetap tinggal di sini, hingga ia wafat. la telah meninggalkan tubuh kasarnya, dan ruh nya berangkat kepada Nur. Sebelum ia wafat, ia telah memanggil seorang muridnya bernama yabid (Thomas), yang selalu mengkhidmati dan mengikut padanya. la berwasiat kepadanya begini: "Saya hampir akan meninggalkan dunia ini, dan saya akan diangkat ke alam baqa. Jagalah apa-apa kewajibanmu, jangan tergelincir daripada hak, dan kerjakan ibadah. la suruh muridnya itu membuat sebuah rumah-rumahan di atas kuburnya. Sesudah berkata itu, lalu ia berbaring, kepalanya ke arah Maghrib (barat) dan mukanya ke Masyrik (timur), kemudian barulah nafasnya yang penghabisan dihembuskan".
Bukti lain dari keberadaan Isa di negeri Hindustan adalah ada pada kitab kuno berbahasa sansekerta yang berjudul Bhavishya Maha Purana yg ditulis oleh Sutta pada tahun 115 Masehi. Dalam Kitab ini diabadikan pertemuan antara Raja Shalewahin dengan Nabi Isa di Wien (Srinagar Utara). Dikisahkan:

"Di negeri itu ia (Shalewahin) menampakkan di Wien seorang raja saka, yang berkulit putih dan memakai baju putih. Dia (Shalewahin) bertanya siapakah ia. Jawabnya ialah bahwa ia Yusashaphat (Yus Asaf), dan dilahirkan oleh seorang dara, dan ia berkata bahwa ia mengatakan yang sebenarnya dan ia berkewajiban membersihkan agama. Raja itu bertanya apakah agamanya. la menjawab : "Wahai Raja, kalau kebenaran telah lenyap dan tak ada pembatas di negeri Maleech, saya muncul di sana, dan karena pekerjaan saya maka yang bersalah dan jahat menderita, dan saya juga menderita karena tangan mereka". Raja itu bertanya lagi apa agamanya". la menjawab, " Agamaku untuk menimbulkan cinta, kebenaran, dan kesucian dalam hati dan karena itu saya disebut Isa Masih". Raja itu pergi setelah memberikan penghormatan kepadanya?."
(Ha1.282, Parwa (Bab) III, Adhyaya II, Salok 9-31, dari terjemahan Inggris oleh Dr. Widyavaridi Shiv Nath Shastri).
Menurut penduduk Kashmir, di Srinagar ada satu kuburan Nabi yang telah beribu tahun lamanya. Kata mereka Nabi itu namanya Yus Asaf, yang datang dari Barat, kira-kira 1900 tahun yg lalu. Kuburan ini terang-terang diakui orang banyak sebagai kuburan Nabi Sahib dan sebagian orang lagi mengatakan Kuburan Isa Sahib (sahib artinya Tuan).
Jadi jelas bahwa Nabi Yus Asaf ini tak lain adalah Yesus. Karena orang Kashmir menyebut orang ini Nabi, sedang kata Nabi adalah berasal dari kata dalam bahasa Arab dan Ibrani, jika Nabi ini orang Hindustan maka dia akan dipanggil dengan Avatar bukan Nabi. Lalu dikatakan Nabi ini datang dari barat dan pada zaman yang sama dengan zaman Isa (Yesus), jadi kalau bukan Yesus siapa lagi? Karena antara Yesus dan Muhammad tidak ada nabi lain. Orang-orang srinagar pun menyebut kuburan ini sebagai kuburan Isa Sahib. Lafaz Yus dan Yesu adalah hampir sama bahkan tidak bisa dibedakan, sedang Asaf adalah nama beliau dalam injil yang artinya "pengumpul" atau "penghimpun". Kemudian Yus Asaf meninggalkan kitab yang bernama Busyra (khabar suka), jelas sama dengan Kitab Injil yang artinya juga khabar suka. Prof. Dr. Hassnain (Arkeolog dan ahli sejarah India) dan juga Sir Francis Younghusband mengatakan bahwa Nabi Yus Asaf ini mengajarkan dengan tamsil-tamsil (perlambang-perlambang) seperti yang ada dalam Injil (Isa/Yesus).
Demikianlah Nabi Yesus (Isa, Yus Asaf) a.s. menunaikan kewajiban beliau, menunaikan amanat risalah beliau a.s.. Diselamatkan oleh Allah SWT, dipanjang kan usia beliau a.s. (120 tahun), dan beliau berjalan jauh melintasi beragam negeri dari barat ke timur untuk menghimpun dombadomba Israil yg hilang. Beliau wafat dalam kemenangan, diangkat oleh Allah derajat beliau, dibersihkan nama beliau dari tuduhan terkutuk orang Israil, dibersihkan nama beliau dari itikad musyrik umat Nasrani, dan dbersihkan nama beliau dari pemaham syirik sebagai manusia yang hidup di langit.
"Dan telah Kami jadikan (Isa) putera Maryam beserta ibunya suatu bukti yang nyata bagi (kekuasaan Kami), dan Kami melindungi mereka di suatu tanah tinggi yang datar yang banyak terdapat padang-padang rumput dan sumber-sumber air bersih yang mengalir" (Al Mukminun : 50).
Di kawasan pegunungan dan lembah Srinagar Kasmir yang hijau, subur, dan banyak terdapat sumber-sumber air. Allah telah menempatkan Isa bersama ibunya dan melindungi mereka hingga akhir hayat, ditengah-tengah kaum yang menerima mereka. Allahu Akbar! Tiada Tuhan selain Allah. Yang Maha Kuasa lagi Maha Melindungi.

This entry was posted in

One Response so far.

Leave a Reply